Penaklukan Kota Konstantinopel : Battle of Empires
Data Identitas Film
Judul : Fetih 1453
Jenis Film : Epik
Produser : Faruk Aksoy
Servet Aksoy
Ayse Germen
Sutradara : Faruk Aksoy
Penulis Naskah : Atilla Engin
Penyunting : Erkan Ozekan
Musik : Benjamin Wallfisch
Durasi Film : 2 Jam 36 Menit
Perusahaan Film : Aksoy Film Production
Diputar : Mulai 16 Februari 2012 di seluruh bioskop
Pemeran Film Fetih 1453
Devrim Evin sebagai Sultan Al-Fatih
Ibrahim Celikkoi sebagai Ulubatli Hasan
Dilek Serbes sebagai Era
Recep Atug sebagai Constantine XI
Cengiz Coskun sebagai Sovalye Guistiniani
Erden Alkan Sebagai Candarli Halil Pasa
Naci Adiguzel sebagai Granduk Notaras
Erdogan Aydemir sebagai Urban Usta
Raif Hikmet Cam sebagai Aksemseddin Hz
Sahika Koldemir sebagai Gulbahar Hatun
Izzet Civril sebagai Kardinal Isidor
Adnan Kurtcu sebagai Papa Genadius
Sedat Mert sebagai Zaganos Pasa
Pendahuluan
Fetih 1453 adalah film buatan Turki yang disutradari oleh Faruk Aksoy.
Film ini diluncurkan serentak di berbagai belahan dunia pada tanggal 16
Februari 2012. Momen ini diriwayatkannya dari sebuah hadits dan
dijadikan pembuka alur cerita, sekaligus mengisyaratkan bahwa
keseluruhan visualisasi yang disajikan adalah bentuk adaptasi dari kisah
nyata yang terjadi ratusan tahun silam. Saat itu, tentara kesultanan
Usmani di bawah komando langsung dari sang Sultan Muhammad II mampu
menaklukkan kota dengan pertahanan terbaik di dunia, yakni
Konstantinopel.
Isi
Film ini diawali sebuah gambaran Madinah pada tahun 627 H, saat
Rasulullah mengeluarkan sebuah hadist yang berbunyi, Beliau bersabda
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang
menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di
bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal
Al-Musnad 4/335].
Pada saat Mehmed II dilahirkan, yang diberikan kemulian untuk menjadi
penakluk di usia 21 tahun, banyak keajaiban yang terjadi. Banyak kuda
yang melahirkan bayi kembar, hasil bercocok tanam dipanen empat kali
dalam setahun, cabang-cabang melengkung hingga ke tanah karena berbuah
banyak. Komet pun terlihat didaerah Konstantinopel ditahun yang sama
pada siang hari, yang diramalkan sebagai petanda bahwa tembok pertahanan
kota akan runtuh.
Pada tanggal 29 Maret 1432 M di kota Edirne, Turki lahirlah anak dari
sultan Murad II. Beliau memberikan nama Mehmed (Muhammad Al-Fatih)
sebagai penghormatan kepada Rasulullah SAW. Di film tersebut digambarkan
Sultan Murad II dikabari tentang kelahiran anaknya saat ia sedang
membaca Al Qur'an surat Al Fath.
Sultan Mehmed masih berusia 12 tahun saat dia naik tahta. Ini
dikarenakan Sultan Murad II, yang tak mampu menyelesaikan perang dingin
antara para Penasehat dan Pemberontaknya, memutuskan menyerahkan
tahtanya kepada putranya Mehmed setelah kematian putranya Aladdin yang
tak disangka-sangka. Namun, Perdana Menteri Halil Pasha membuat Sultan
Murad II kembali berkuasa sebab adanya kemungkinan ancaman dari tentera
salib lainnya. Dan Mehmed dikirim ke Saruhan Sancagi.
Pada saat Sultan Murad II meninggal dunia Sultan Mehmed dipanggil
kembali ke Edirne untuk menaiki tahta kembali. Saat Sultan Mehmed sampai
di Edirne, beliau langsung ke tempat jasad Ayahandanya mencurahkan
segala isi hatinya dan kecintaannya terhadap sang Ayah yang selama
hidupnya tidak pernah memperhatikannya. Sultan Mehmed juga bersumpah
didepan jasad ayahnya bahwa beliau akan menaklukkan kota Konstantinopel.
Berita wafatnya Sultan Murad II akhirnya sampai kepada Kaisar
Konstantipel. Kaisar Konstantinopel menyambut gembira wafatnya Sultan
Murad II beserta dengan para penasetnya. Akan tetapi, salah satu
penasehat Kaisar Adipati Notaras malah merasa takut karena Sultan Mehmed
mempelajari ilmu ketentaraan, ilmu teknik, sains, matematika, dan
bahasa Konstantinopel hanya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.
Berita wafatnya Sultan Murad II juga sampai kepada Raja Paus dan
kerajaan kristen lainnya.
Di awal masa pemerintahan kedua Sultan Mehmed, banyak penduduk yang
meragukan kepemimpinan Beliau. Kerena sebelumnya Beliau pernah
digulingkan dari kekuasaanya serta beliau mengangkat Halil Pasha sebagai
Perdana Menterinya, orang yang telah menggulingkannya dari tahta. Ini
memberi kabar gembira kepada para pemberontak untuk menggulinggangkan
kerajaan Ustmaniyah dan menghabisi Bani Ustman.
Pada saat beliau lagi mengadakan rapat dengan penasehatnya datang utusan
dari Kaisar Konstantinopel mengirim surat perdamaian dan menunjukkan
Pangeran Orhan sebagai calon Raja dan juga menaikkan tunjangan sebanyak
300,000 koin. Beliau berjanji akan membalas surat tersebut dan menerima
perjanjian damai dari Kaisar Konstantinopel. Sultan Mehmed juga menyuruh
Halil Pasha untuk mengirimkan perjanjian damai kepada Raja Roman,
Hungaria, Polandia dan Raja Serbia serta Paus. Namun hal ini tidak
disetuju oleh Zaganos Pasha. Akan tetapi, Sultan Mehmed menjelaskan itu
adalah sebagai langkah awal untuk menaklukkan kota Konstantinopel.
Pada suatu malam Sultan Mehmed mimpi bertemu dengan Ustman(Nenek
moyangnya). Dalam mimpi tersebut Utsman berpesan bahwa Sultan Mehmed lah
yang akan membuat kekaisaran Turki menjadi lebih besar serta Beliau lah
pemimpin yang telah diramalkan Rasul untuk menaklukkan kota
Konstantinopel. Setelah mendapat mimpi itu sultan Mehmed langsung
mengutarakan rencananya kepada para penasehatnya untuk membuat 100 kapal
dalam setahun dan 3 meriam raksasa. Beliau juga meminta Halil Pasha
untuk melaporkan status persenjataan dan amunisi dari Yanissari.
Mendengar berita tersebut Halil Pasha menyatakan keberatan. Menurut
Halil Pasha rencana tersebut hanya akan membuat kekuasaan semakin
menyusut. Namun sanggahan tersebut ditolak mentah oleh Sultan Mehmed
karena menurut Beliau “hidup untuk mencatatkan sejarah, bukan untuk
menjadi seorang pengecut.”
Di pelabuhan Genoa, Itali. Diceritakan Era(pemanis cerita dalam film
ini) menolak lamaran dari Guistiniani ditempat itu. Era pun kembali ke
tempat ayah angkatnya (Urban). Didalam perjalanan pulang, Era pertama
kalinya bertemu dengan Hasan saat menyelematkan anak kecil yang mencuri
buah apel. Sesampainya dirumah, Ia pun menyampaikan kepada ayahnya bahwa
Adipati Notaras menolak rancangan katrolnya tetapi menginginkan Urban
untuk membuatkan meriam untuknya, namun Urban menolak.
Dikisahkan Hasan bertemu dengan seorang pelayan istana Kaisar
Konstantinopel, pelayan istana memberitahukan Hasan bahwa malamnya akan
ada acara makan malam di Istana Konstantinopel yang dihadiri oleh
Pangeran Orhan. Dalam acara tersebut, kaisar Konstantinopel membahas
tentang cara untuk membantu Karamanoglu Ibrahim yang sedang dalam
persiapan perang melawan pasukan sultan Mehmed. Perbicaraan tersebut
didengar oleh pelayan istana teman Hasan. Karamanoglu Ibrahim menyerah
sebelum terjadinya peperangan karena surat dukungan yang dikirimkan
Orhan kepadanya, berhasil direbut oleh Hasan. Didalam Surat tersebut
tertulis Halil Pasha mendukung Ibrahim.
Sultan Mehmed ingin melepas pengaruh Halil Pasha dari pengaruh
tentaranya yang sekarang posisinya tersudut karena surat tersebut. Dalam
perjalanan pulang beberapa tentara ditanya kesetiannya meski mereka
bukan musuh. Namun Sultan Mehmed memanfaatkan peluang ini. Dengan dalih
menghukum pasukan yang lalai dengan tugasnya.
Pada tahun 1452 M Sultan Mehmed mulai membangun benteng di Bogazkesen
untuk mencegat semua bantuan yang datang dari laut hitam untuk
Konstantinopel. Kabar mengenai pembangunan benteng pun akhirnya
diketahui kaisar Konstantinopel beserta kerajaan kristen lainnya. Mereka
berencana membentuk tentara yang tangguh untuk mengurungkan niat Sultan
Mehmed. Namun ketika itu kondisi Perancis dan Inggris saling berperang
sedangkan Jerman sedang menghadapi konflik internal negaranya. Kondisi
mereka tertekan. Tidak ada pilihan lain kecuali penggabungan gereja
Orthodoks terhadap Katolik. Selain itu, kaisar Konstantinopel
memerintahkan Adipati Notaras untuk menyuruh Urban membuatkannya meriam
besar namun Urban menolak dan Ia diancam dibunuh dan berhasil
diselamatkan oleh Hasan. Sebagai tanda jasa, Urban memenuhi permintaan
sultan Mehmed untuk membuat meriam raksasa yang belum pernah ada
sepanjang sejarah.
Pada 1452 kapal dagang Genoa ditenggelamkan oleh pasukan Sultan Mehmed
di Bogazkesen. Hal ini membuat kaisar Genoa murka dan mengirim tentara
bantuan ke Konstantinopel yang dipimpin oleh Giustiniani dengan melewati
laut yang dibantu oleh Paus untuk membantu melawan serangan dari
tentara Sultan Mehmed.
Setelah semua perlengkapan sudah siap, Sultan Mehmed mengatur segera
mengatur strategi perang termasuk dengan mengirimkan hadiah kepada
kaisar Hungaria. Sedangkan dipihak, Kaisar Konstantinopel memasang
rantai besi raksasa di bagian Golden Horn, tembok terlemahnya (tembok
satu lapis) sehingga tidak memungkinkan kapal-kapal untuk melintas dan
menyerang tembok. Sebelum berangkat ke medan perang, Sultan Mehmed
menulis surat untuk istrinya dan melaksanakan shalat dan meminta restu
pada isteri dan anaknya.
Pengepungan pertama yang dilakukan oleh Sultan Mehmed pada hari Jumat, 6
April 1453 M dengan membawa 250.000 prajurit. Sebelum melakukan
penyerangan Sultan Mehmed memberikan pilihan kepada Kaisar
Konstantinopel, apakah mau menyerah atau perang, Kaisar Konstantinopel
dengan angkuhnya memilih perang. Peperangan pun tidak dapat dihindarkan,
pada hari itu juga meriam Basilica pertama kali digunakan dan membuat
celah pada tembok Konstantinopel. Namun celah tersebut berhasil ditutup
oleh pasukan Konstantinopel. Peperangan hari pertama dimenangkan oleh
Konstantinopel. Setelah 5 hari setelah penyerangan pertama Sultan Mehmed
memerintahkan kepala penggali Mustapa untuk membuat terowongan. Namun
hal tersebut ketahuan oleh pasukan Konstantinopel. Setelah 12 hari
penyerangan pertama Sultan Mehmed memanggil Hasan untuk melakukan
serangan kedua pada malam hari. Serangan ini juga gagal dan hampir
membuat Hasan tewas dalam serangan ini.
Pada hari ke 40 ada 3 kapal bantuan untuk Konstantinopel berhasil
melewati pertahanan pasukan Sultan Mehmed. Hal tersebut membuat Sultan
Mehmed menjadi frustasi dan mengurung diri. Halil Pasha dan Ibrahim juga
berencana ingin berkhianat dan kembali ke Edirne. Namun dia dikecam
oleh Zaganos Pasha dan menyatakan bahwa Sultan Mehmed akan memenggal
kepala Halil Pasha jika dia melaksanakan niatnya. Pasukan Sultan Mehmed
juga merasa frustasi dan menganggap sultan mereka buta, tetapi Hasan
datang dan marah kepada pasukannya yang mau berkhianat.
Di tengah kefrustasian Sultan Mehmed, datanglah gurunya Syaikh Agung
Samsettin. Syaikh Samsettin mengajak Sultan Mehmed untuk mengunjungi
makam Abu Ayyub Al-Ansyari r.a yang terletak dekat tembok
Konstantinopel. Abu Ayyub pernah ikut serta dalam pengepungan
Konstantinopel bersama pasukan islam. Beliau tidak pernah meninggalkan
tempat tersebut hingga akhir hayatnya. Syaikh agung perpesan kepada
Sultan Mehmed agar tidak menyerah, karena apabila Sultan Mehmed tidak
melakukannya sekarang beliau tidak akan pernah bisa melakukannya lagi.
Setelah itu, Sultan Mehmed menemukan strategi yang sangat luar biasa.
Pada malam hari Sultan Mehmed memerintahkan pasukannya menyeret kapalnya
melewati jalan darat ke Teluk Golden Horn, tempat terlemah
Konstantinopel. Strategi tersebut tidak pernah ketahuan oleh
Konstantinopel sehingga membuat pasukan Konstantinopel panik.
Sebelum melakukan serangan secara besar-besaran. Pada malam harinya
Sultan Mehmed berpidato memberi semangat kepada ribuan pasukannya yang
tersisa. Salah satu kata-katanya dalam pidato tersebut “Kemulian hanya
bisa di capai dengan Keyakinan”. Setelah pagi, pasukan Sultan Mehmed
melakukan solat dhuha berjamaah yang dipimpin sendiri oleh Sultan.
Setelah itu, kepala penggali Mustapa akhirnya berhasil meledakkan tembok
Konstantinopel dengan cara meledakkan diri lewat terowongan yang mereka
buat.
Akhirnya tembok Konstantinopel berhasil berhasil diruntuhkan sehingga
pasukan Sultan Mehmed bebas menerobos masuk. Dalam kisah terjadi kisah
heroik yang dilakukan oleh Hasan yang berhasil membunuh Guistiniani
tentera elit Romawi yang membantu Konstantinopel. Disini juga terdapat
adegan heroik Hasan yang berhasil mengibarkan bendera Ustmaniyah dengan
anak panah ditubuhnya. Akhirnya Hasan tewas setelah mengibarkan bendera
meninggalkan Era dan anaknya yang berada dalam kandungan. Kaisar
Konstantinopel dikisahkan gugur dalam peperangan. Sejak saat itu wilayah
Konstantinopel resmi diambil alih kembali oleh Muslim. Sultan pun
memberikan kebebasan beragama kepada rakyat Konstantinopel.
Kekurangan & Kelebihan
Kekurangan
- Penggambaran sosok Sultan Mehmed yang tidak sesuai sejarah
- Tidak terjaganya aurat
- Sosok Hasan lebih ditonjolkan daripada Sultan Mehmed
- Penceritaan tokoh yang kurang lengkap
- Ada terdapat beberapa adegan core
Kelebihan
- Alur cerita di jalin sangat menarik
- Strategi Sultan Mehmed yang luar biasa
- Penggambaran situasi yang sangat realistis
- Nilai-nilai kepahlawanan dan keluhuran akhlaq Islam
- Banyaknya hikmah yang terkandung di dalam film tersebut